Pujian Hanya Bagi Allah Ta`ala semata
Pujian Hanya Bagi Allah Ta`ala semata
Sesungguhnya Orang-orang yang memujimu dikarenakan oleh apa yang mereka sangka ada padamu, karena itu engkau harus memperhatikan dirimu sendiri bahwa sesungguhnya Aibmu tidak dibuka oleh Allah Ta`ala karena sesungguhnya diri ini sendirilah yang benar-benar mengetahui apa-apa yang ada pada diri ini.
Seseorang yang beriman kepada Allah Ta`ala jika dipuji orang, maka malu pada Allah Ta`ala disebabkan dia dipuji dengan sifat yang tidak ada pada dirinya, jika Allah menghendaki maka pujian itu akan berubah menjadi hinaan dan cacian karena sesungguhnya diri ini yang mengetahui apa-apa yang ada pada diri ini.
Al Harits Al Muhasiby memberikan perumpamaan bahwa orang yang senang dengan pujian orang, bagaikan orang yang senang dengan ejekan orang padanya, Andaikan ada orang yang berkata: Kotoranmu itu berbau harum dan tidak berbau busuk, kemudian diri ini gembira padahal diri ini merasa jijik dan mencium berbau busuk atas kotoran yang dikeluarkan dari diri ini, maka pahamilah bahwa dosa itu lebih busuk dari kotoran itu sendiri.
Alhamdulillah yang di ucapkan setiap hari janganlah diri ini dustakan yakni dusta dan mendustakan bahwa Pujian Hanya untuk Allah Ta`ala namun pada kehidupan sehari-hari diri ini ingin selalu dipuji orang lain, ingin selalu diperhatikan orang lain, maka ini sudah mengambil Hak Allah Ta`ala dengan nampak dan jelas yakni merampas secara terang benderang.
Jika Allah Ta`ala melepaskan lidah orang-orang memuji-muji kepadamu, padahal nyata-nyata engkau tidak layak untuk mendapat pujian yang sedemikian itu, maka haruslah Engkau memuji Allah Ta`ala sebagai layaknya karena memang Hak-Nya
Seorang Hakim dipuji oleh Orang Awam, Maka hakim itu langsung menangis, kemudian ditanya, mengapa engkau menangis padahal orang itu memuji padamu?
Hakim itupun menjawab : Dia sebenarnya tidak memujiku, melainkan setelah mengetahui bahwa ada padaku sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifatnya.
Maka janganlah berbangga-bangga akan suatu pujian terhdap diri ini, karena akan menjadikan diri ini semakin tenggelam dalam kezholiman yang nyata.
Bagaimana diri ini dipuji tiba-tiba maka itu adalah Ajrun Muqodam (dikutip dari Al Fuaad Fi Nurin)
Comments