Bab Duduk antara dua sujud beserta doanya

Duniacahayahati.blogspot.com Situs tentang Ilmu Ma`rifatullah (Tauhid) Didalamnya banyak mengandung Ilmu Hikmah yang hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang diberikan Ilmu ini.

Duduk antara dua sujud

وَكَانَ يَفْتَرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَيَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى
“Beliau menjulurkan ( telapak) kaki kirinya dan menegakkan (telapak) kaki kanannya.”(HR. Muslim no. 1110)

Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhu berkata;
مِنْ سُنَّةِ الصَّلاَةِ أَنْ تَنْصِبَ الْقَدَم الْيُمْنَى
“Termasuk sunnah shalat adalah menegakkan telapak kaki yang kanan, menghadapkan jari-jemari kaki ke arah kiblat, dan duduk diatas kaki kiri.” (HR. an-Nasa’i no. 1157, 1158, dinyatakan sahih dalam Shahih Sunan an-Nasa’i dan al-Irwa’ no. 317).

Duduk seperti inilah yang diistilahkan duduk iftirasy. Terkadang Rasulullah صلّى الله عليه وسلّم  duduk iq’a (إِقْعَاء), sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas r.a Thawus pernah bertanya kepada Ibnu Abbas radhiyallahu anhu tentang iq’a di atas dua tumit, maka beliau menjawab bahwa duduk seperti itu sunnah. (HR. Muslim no. 1198).

Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada raka'at pertama sampai terakhir. Ada dua macam tipe duduk antara dua sujud, duduk iftirasy (duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan ditegakkan)  dan duduk iq'a (إِقْعَاء),  (duduk dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk diatas tumit). Hadits: Dari 'Aisyah berkata: "Nabi صلّى الله عليه وسلّم  menghamparkan kaki beliau yang kiri dan menegakkan kaki yang kanan, baliau melarang dari duduknya syaithan." (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim).

Komentar Syaikh Al-Albani: duduknya syaithan adalah dua telapak kaki ditegakkan kemudian duduk dilantai antara dua kaki tersebut dengan dua tangan menekan dilantai.
Dari Rifa'ah bin Rafi' dalam haditsnya- dan berkata Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "Apabila engkau sujud maka tekankanlah dalam sujudmu lalu kalau bangun duduklah di atas pahamu yang kiri." (Hadits dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dengan lafadhz Abu Dawud).
 Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ terkadang duduk iq'a (إِقْعَاء), yakni duduk dengan menegakkan telapak dan tumit kedua kakinya. (Hadits dikeluarkan oleh Muslim)
Waktu duduk antara dua sujud ini telapak kaki kanan ditegakkan dan jarinya diarahkan ke kiblat:
Beliau menegakkan kaki kanannya (Al-Bukhari).


 كاَنَ رُكُوْعُ رَسُوْلِ اللهِ ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ ، وَسُجُوْدُهُ، وَمَا بَيْنَ السَّجَدَتَيْنِ قَرِيْبًا مِنَ السَّوَاءِ.
“Adalah ruku’ Rasulullah , mengangkat kepalanya (bangkit) dari ruku’, sujud, dan duduk di antara dua sujudnya, hampir sama lamanya.” (HR . Al-Bukhari no. 792, 820 dan Muslim no. 1057).
Di saat duduk di antara dua sujud ini, Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, pernah membaca ber doa di bawah ini:
اللَّهُمَّ (وَفِي لَفْظٍ: رَبِّ) اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي،(وَاجْبُرْنِي)، (وَارْفَعْنِي)، وَاهْدِنِي، (وَعَافِنِي) وَارْزُقْنِي
“Ya Allah (dalam satu lafadz: Wahai Rabbku), ampunilah aku, rahmatilah aku,perbaikilah aku,angkatlah derajatku, berilah petunjuk kepadaku, hapuskanlah dosaku, dan berilah rezeki kepadaku.”
(Hadits Ibnu Abbas r.a yang dikeluarkan Abu Dawud no. 850, at- Tirmidzi no. 284, Ibnu Majah no. 898, al-Hakim 1/262, 271, al-Baihaq 2/122, Ahmad 1/315, 371, dll. Hadits ini sahih sebagaimana dinyatakan oleh al-Imam Albani dalam Shahih Kutubus Sunan).
Menurut Al-Imam an-Nawawi rahimahullah dalam al-Majmu’ (3/415), yang lebih hati-hati seluruh lafadznya diucapkan, yaitu ada tujuh kalimat sebagaimana disebutkan di atas.
رَبِّ اغْفِرْ لِي، رَبِّ اغْفِرْ لِي.
“Wahai Rabbku, ampunilah aku. Wahai Rabbku, ampunilah aku.” (Hadits Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu ini dikeluarkan oleh Ibnu Majah no. 897, dan dinyatakan sahih dalam Shahih Sunan Ibni Majah serta Irwa’ul Ghalil no. 335).

Comments

Popular posts from this blog

Kitab Al Hikam Sesat

Hukum Mengirim Al Fatihah atau menghadiahkan Al Fatihah kepada yang sudah meninggal

Tentang Kebenaran Ilmu Laduni