Bab Sujud dan Bacaan Sujud

Duniacahayahati.blogspot.com Situs tentang Ilmu Ma`rifatullah (Tauhid) Didalamnya banyak mengandung Ilmu Hikmah yang hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang diberikan Ilmu ini.

BAB SUJUD DAN BACAAN SUJUD
Sujud

Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم Meletakkan kedua tangannya kelantai sebelum kedua lututnya, badan turun condong kedepan menuju ke tempat sujud, dengan meletakkan kedua tangan terlebih dahulu baru kemudian meletakkan kedua lututnya dan kemudian meletakkan kepala dengan menyentuhkan/menekankan hidung dan jidat/kening/dahi ke lantai di antara dua tangan (tangan sejajar dengan pundak atau daun telinga).
Dalilnya seperti yang telah disebutkan: Nabi صلی الله عليه وسلم Meletakkan kedua tangannya kelantai sebelum kedua lututnya (Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1/76/1), ad-daraquthni dan Al-Hakim, Shahih dan disepakati oleh Ad-dzahabi. Pendapat ini juga dikatakan oleh Imam Malik dan pendapat Imam Ahmad dalam at-Tahqiiq karya Ibnul Jauzi (108/2), Al-marwazi meriwayatkan dalam al-masaa-ilnya (1/47/1), dengan sanad Shahih dari Imam Al-Auza'i, beliau berkata: "Saya menyaksikan orang-orang meletakkan tangannya ke tanah sebelum meletakkan lututnya")
Adapun dalil-dalil Lainnya: Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian sujud, janganlah ia turun seperti unta menderum, hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya".
 (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tamam dalam Al-Fawaid No. 108/1, Juga Oleh An-Nasa'i dalam ashShugraa dan Al-Kubraa (54/1)).
Terkadang Nabi صلّى الله عليه وسلّم  meletakkan tangannya dan membentangkan serta merapatkan jari-jarinya dan menghadapkannya ke arah kiblat."
 (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
"Beliau meletakkan tangannya sejajar dengan bahunya" (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Tirmidzi).
"Terkadang beliau meletakkan tangannya sejajar dengan daun telinganya." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An-Nasa'i)
Sedangkan Hadits Wail (dibawah ini) dan Hadits lain yg bertentangan dengan Hadits diatas secara sanad tidak shahih.
Wail bin Hujr, berkata, "Aku melihat Rasulullah صلّى الله عليه وسلّم  ketika hendak sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila bangkit mengangkat dua tangan sebelum kedua lututnya." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Tirmidzi An-Nasa'i, Ibnu Majah dan hadits Riwayat Ad-Daarimy).
"Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An-Nasa'i dan Daraquthni).

1. Ukuran sempurnanya ruku, sujud & i’tidal
 حَدَّثَنَا بَدَلُ بْنُ الْمُحَبَّرِ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي الْحَكَمُ عَنْ ابْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كَانَ رُكُوعُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسُجُودُهُ وَبَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ مَا خَلَا الْقِيَامَ وَالْقُعُودَ قَرِيبًا مِنْ السَّوَاءِ (رواه البخاري)
Badal bin Al Muhabbar berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Al Hakam] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Al Bara’] berkata : “Rukuk Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, sujudnya, duduk antara dua sujud, dan ketika mengangkat kepala dari rukuk, tidaklah berbeda antara berdiri (i’tidal) dan duduknya melainkan semuanya sama (dalam thu’maninah).” (HR. Bukhari)


2. Bacaan ruku dan sujud
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي الضُّحَى عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي (رواه البخاري)
Artinya :
Hafsh bin ‘Umar berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dari [Manshur] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masruq] dari [‘Aisyah] ia berkata : “Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca do’a dalam rukuk dan sujudnya dengan bacaan: “Subhaanakallaahumma rabbanaa wa bihamdikal-llaahummaghfirlii (Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami, segala pujian bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku).” (HR. Bukhari).
Dalam hadits lain dalam bacaan sujud yaitu :
سُبْحاَنَ رَبِّيَ الْأَعْلَى 3x
(HR Para penyusun kitab Sunan dan imam Ahmad lihat Shohih At Tirmidzi: 1/83).
3. Keutamaan membaca rabbana walakalhamdu
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُجْمِرِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَحْيَى بْنِ خَلَّادٍ الزُّرَقِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِيِّ قَالَ كُنَّا يَوْمًا نُصَلِّي وَرَاءَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرَّكْعَةِ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ قَالَ رَجُلٌ وَرَاءَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ مَنْ الْمُتَكَلِّمُ قَالَ أَنَا قَالَ رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلَاثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلُ (رواه البخاري)
Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Nu’aim bin ‘Abdullah Al Mujmir dari Ali bin Yahya bin Khallad Az Zuraqi dari Bapaknya dari Rifa’ah bin Rafi’ Az Zuraqi berkata, “Pada suatu hari kami shalat di belakang Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Ketika mengangkat kepalanya dari rukuk beliau mengucapkan: ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH (Semoga Allah mendengar punjian orang yang memuji-Nya) ‘. Kemudian ada seorang laki-laki yang berada di belakang beliau membaca; ‘RABBANAA WA LAKAL HAMDU HAMDAN KATSIIRAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh berkah) “Selesai shalat beliau bertanya: “Siapa orang yang membaca kalimat tadi?” Orang itu menjawab, “Saya.” Beliau bersabda: “Aku melihat lebih dari tiga puluh Malaikat berebut siapa di antara mereka yang lebih dahulu untuk menuliskan kalimat tersebut.” (HR. Bukhari).

4. Anggota sujud
حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍأُمِرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْضَاءٍ وَلَا يَكُفَّ شَعَرًا وَلَا ثَوْبًا الْجَبْهَةِ وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَالرِّجْلَيْنِ (رواه البخاري)
Qabishah berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru bin Dinar dari Thawus dari Ibnu ‘Abbas: “Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ diperintahkan untuk melaksanakan sujud dengan tujuh anggota sujud; muka, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua kaki tidak boleh terhalang oleh rambut atau pakaian.” (HR. Bukhari)

5. Sujud dengan menempelkan hidung
حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ قَالَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ وَلَا نَكْفِتَ الثِّيَابَ وَالشَّعَرَ (رواه البخاري)
Mu’alla bin Asad berkata, telah menceritakan kepada kami Wuhaib dari Abdullah bin Thawus dari Bapaknya dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhu, ia berkata, “Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: “Aku diperintahkan untuk melaksanakan sujud dengan tujuh tulang (anggota sujud); kening -beliau lantas memberi isyarat dengan tangannya menunjuk hidung- kedua telapak tangan, kedua lutut dan ujung jari dari kedua kaki dan tidak boleh menahan rambut atau pakaian (sehingga menghalangi anggota sujud).” (HR. Bukhari)

6. Tidak menempelkan sikut ke tanah ketika sujud
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ وَلَا يَبْسُطْ أَحَدُكُمْ ذِرَاعَيْهِ انْبِسَاطَ الْكَلْبِ (رواه البخاري)
Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] berkata, Aku mendengar Qatadah dari Anas bin Malik dari Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, beliau bersabda:“Seimbanglah kalian salam sujud, dan janganlah salah seorang dari kalian membentangkan kedua sikunya sebagaimana anjing membentangkan tangannya.” (HR. Bukhari).

Bangun dari sujud pertama
Setelah sujud pertama dimana dalam setiap raka'at ada dua sujud, maka kemudian bangun untuk melakukan duduk diantara dua sujud. Dalam bangun dari sujud ini disertai dengan takbir dan kadang mengangkat tangan.(Berdasar hadits dari Ahmad dan Al-Hakim).
"Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bangkit dari sujudnya seraya bertakbir" (Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).

Comments

Popular posts from this blog

Kitab Al Hikam Sesat

Hukum Mengirim Al Fatihah atau menghadiahkan Al Fatihah kepada yang sudah meninggal

Pelajaran Nahwu Shorof Bab Al Marifat & Annakiroh