Hikmah Syukur di balik Cobaan dan Ujian seorang Hamba

Duniacahayahati.blogspot.com Situs tentang Ilmu Ma`rifatullah (Tauhid) Didalamnya banyak mengandung Ilmu Hikmah yang hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang diberikan Ilmu ini.

Hikmah Syukur di balik Cobaan dan Ujian seorang Hamba
Kajian Al Fuaad Fi Nuurin Oleh Elfiansyah Elham Spd
Kemurnian Tauhid
Perhatikan-Perhatikanlah dengan baik, agar engkau mengetahui bagaimana musibah itu, dalam hal ini ada sebuah Kisah nyata tentang Abu Qilabah Al Jurmi, sebuah kisah yang menakjubkan diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab AtsTsiqot, kisah ini diriwayatkan dari Abdullah bin Muhammad, Dia Mengatakan : Suatu hari aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir.

Aku melihat sebuah tenda kecil yang menunjukkan pemiliknya adalah seorang yang  sangat miskin, kemudian aku mendatangi tenda yang berada dipadang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada didalamnya, aku melihat seorang laki-laki yang tangan dan kakinya buntung telinganya sulit mendengar, matanya buta, tidak ada yang manfaat baginya kecuali lisannya, kemudian orang tersebut berdoa : "Ya Allah berilah Aku Ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain"

Berkata Abdullah bin Muhammad ini benar-benar luar biasa, kemudian aku menemui orang tersebut, Aku berkata kepadanya : Wahai Saudaraku, Nikmat yang mana engkau syukuri ?, Ia Menjawab : Wahai saudaraku diamlah !. Demi Allah Seandainya Allah datangkan lautan niscaya laut tersebut menenggelamkanku, atau gunung Api pasti aku akan terbakar atau dijatuhkan langit kepadaku yang akan menghancurkanku, aku tidak akan mengatakan apapun kecuali rasa syukur, aku bertanya nikmat apalagi ?. Dia menjawab : Tidaklah engkau melihat bahwa aku di anugerahkan lisan yang senantiasa berdzikir dan bersyukur, Allah telah menganugerahkan kepada ku lidah yang selalu berdzikir dan selalu bersyukur kepada-Nya, adapun selain itu aku memiliki seorang anak yang diwaktu panggilan sholat ia selalu menuntunku untuk ke Masjid dan ia pula menyuapiku namun sejak 3 hari ini aku tidk melihatnya dan tolong carilah ia, maka akupun menyanggupinya untuk pergi mencari anaknya.

Ternyata aku dapati Serigala telah memakan anaknya, maka aku berkata pada diriku sendiri bagaimana cara aku menemuinya (untuk menyampaikan berita ini), hingga akhirnya akupun datang untuk menemuinya dan mengatakan apa yang harus aku katakan kepadanya : Bahwa anaknya di terkam serigala(padahal keadaanya demikian sangat menyedihkan), kemudian apa yang dikatakan Abdullah bin Muhammad ? ini adalah kisah yang sedih, mengharukan dan memilukan, kisah dari Abu Qilabah Rahimahullah, Apa yang harus Aku katakan padanya bahwa anaknya dimakan serigala yang lapar ?

Abdulan bin Muhammad mengatakan :"wahai Saudaraku" dijawab oleh Abu Qilabah : Iya, Abdullah bin Muhammad melanjutkan " Sudahkah engkau mendengar kisah Nabi Ayyub As.? dijawab oleh Abu Qilabah : "Iya pernah".

Abdullah bin Muhammad berkata : Sesungguhnya Allah telah memberinya cobaan dalam urusan hartanya, Abdullah bin Muhammad bertanya kepada Abu Qilabah : Bagaimana keadaanya dalam menghadapi Musibah ?  

Abu Qilabah : Dia menghadapi dengan sabar.
Abdullah bin Muhammad berkata : Tentu engkaupun mengetahui bahwa Nabi Ayyub alaihissalam beliau telah kehilangan anaknya, kemudian Allah Ta`ala mendatangkan banjir yang membinasakan hartanya dan segala yang beliau punya yakni hewan ternak hanya dalam satu malam sehingga Ayyub menjadi orang yang sangat miskin, Beliaupun bersabar dan dalam keadaan sabar tersebut Allah Ta`ala tambah lagi musibah yakni  anaknya yang berjumlah sepuluh orang yang mana berada didalam rumah serta merta rumahnya roboh dan kesepuluh anaknya tewas seketika, Beliapun tetap memuji Allah dan bersabar, dan dalam keadaan tersebut Allah tambah lagi deritanya dengan penyakit di badannya.

Abdullah bin Muhammad berkata : "Wahai Saudaraku Allah sudah menguji Ayyub dengan kefakiran bagaimana keadaannya ? Abu Qilabah : Dia menghadapi dengan sabar.
Abdullah bin Muhammad berkata : Beliau di uji dengan tewasnya anak-anaknya, bagaimana keadaannya ? Abu Qilabah : Dia menghadapi dengan sabar.
Abdullah bin Muhammad berkata : Beliau di uji dengan penyakit dibadannya, bagaimana keadaannya ? Abu Qilabah : Dia tetap sabar.

Abu Qilabah memotong pembicaraan: "Sekarang katakan kepadaku dimana anakku? Aku sangat lapar sedangkan anakku dalam perjalanan, Kemudian Aku pun memotong pembicaraan pula dengan mengajukan pertanyaan : Siapa yang dicinta Allah ? engkau atau nabi Ayyub Alaihissalam ? dijawab oleh Abu Qilabah :"tentu Ayyub Alaihissalam" maka berharaplah pahala dari musibahmu sesungguhnya anakmu dimakan serigala, ringankan beban ini dariku. kemudian Abu Qilabah mengatakan : "Segala puji bagi Allah" yang Dia tidak meninggalkan keturunan bagiku yang bermaksiat kepada Allah sehingga ia di azab dineraka sehingga Abu Qilabah tersedak sangat kuat disebabkan sangat sedih kemudian wafat.

Kemudian Abdullah bin Muhammad membaringkannya ditangannya dan berpikir apa yang harus aku perbuat, laki-laki ini wafat dan aku seorang diri untuk mengurus jenazahnya.

Abdullah bin Muhammad: Ya Rabb-ku siapa yang akan menolongku memandikan dan mengkafaninya apa yang harus aku perbuat, pada saat aku berpikir demikian dan jasadnya telah aku tutupi dengan mantelku, tiba-tiba datang empat orang laki-laki yang mengendarai kuda, mereka mengatakan :Wahai saudaraku apa yang terjadi padamu? Abdullah bin Muhammad: Alhamdulillah yang telah menbawa kalian kesini, bantulah aku memandikan, mengafani dan menyolatkan laki-laki ini, mereka bertanya siapa ini ? Aku juga tidak mengenalnya, dia dalam keadaan sakit dan memperhatinkan Kemudian Aku (Abdullah bin Muhammad) menceritakan kisahnya.

Mereka berkata : "Cobalah buka penutup wajahnya bisa jadi kami mengenalnya ? Kemudian Aku pun membuka penutup wajahnya, tiba-tiba mereka tersentak kemudian menciumi dan menangisinya mereka mengatakan " Subhanallah" Wajah yang selalu bersujud kepada Allah Azza Wa Jalla, mata yang selalu menunduk dari apa yang diharamkan oleh Allah, tangan yang tiada hentinya diangkat untuk memohon kepada Allah.

Hingga Akupun bertanya : Apakah kalian mengenal laki-laki ini ? mereka bertanya apakah engkau tidak mengetahui ? aku katakan : TIDAK.

Ini adalah Abu Qilabah sahabat dari Ibnu Abbas Radhiallahu`anhu, laki-laki ini oleh khalifah pernah ingin dijadikan seorang hakim kemudian dia menghindar dari jabatan tersebut dimana mnusia saat itu meminta jabatan untuk menjadi hakim, jadi khalifah ini menjadikan Abu Qilabah menjadi seorang Hakim suatu kedudukan yang mulia, namun dia (Abu Qilabah) menolaknya dan pergi kenegeri Mesir yang mana saat ini wafat dalam keadaan demikian ( tidak dikenal ).

Kemudian kami memandikan dan mengafani, menyolatkan dan menguburkannya dan orang-orang itupun berlalu dan aku kembali ke perbatasan.

Kemudian Aku (Abdullah bin Muhammad) tertidur kemudian aku bermimpi, Aku melihat Abu Qilabah dalam mimpiku berada disurga disebuah taman dan ia mengenakan sutera hijau berjalan dengan terhormat di surga dengan penampilan yang menarik sambil membaca firman Allah  dengan suara yang merdu : 

سَلَـٰمٌ عَلَيۡكُم بِمَا صَبَرۡتُمۡ‌ۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ

 "Salamun `alaikum bima shabartum" [2], Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (Ar-Rad 13:24)

Aku katakan : Wahai Saudaraku bukankah engkau sahabatku itu ? Bukankah kami telah menguburkanmu kemarin malam ?

Abu Qilabah menjawab : IYA. aku bertanya " Apa yang menyebabkanmu sampai derajat demikian ?
Abu Qilabah menjawab : Sesungguhnya di surga terdapat tingkatan-tingkatan yang tidak akan dicapai kecuali dengan kesabaran ketika ditimpa musibah dan bersyukur dikala lapang.

Semoga Allah merahmati anda wahai Abu Qilabah, Ini adalah sebuah kesabaran, dan perhatikanlah bagaimana sabar dapat menyebabkan mengangkat derajatnya.

Penulis : Elfiansyah Elham Spd (Kemurnian tauhid)  

Bagi yang ingin mengakses melalui Iphone atau Android silahkan klik tombol dibawah ini :



Comments

Popular posts from this blog

Kitab Al Hikam Sesat

Hukum Mengirim Al Fatihah atau menghadiahkan Al Fatihah kepada yang sudah meninggal

Tentang Kebenaran Ilmu Laduni