Haram berzakat didalam masjid
Duniacahayahati.blogspot.com Situs tentang Ilmu Ma`rifatullah (Tauhid) Didalamnya banyak mengandung Ilmu Hikmah yang hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang diberikan Ilmu ini.
TRANSAKSI ZAKAT TIDAK BOLEH DIDALAM MASJID
Penulis : Elfiansyah Elham Spd
"Haram Hukum nya dalam bertransaksi Zakat di dalam masjid dengan menjual beras kepada para pembayar zakat fitrah apalagi menjual beras yang sudah dibeli oleh pembayar zakat sebelumnya maka dua dosa sekaligus dalam waktu yang sama dan berulang-ulang setiap harinya sampai penutupan badan amil itu sendiri."
Adapun Dalil-Dalilnya sebagai berikut :
عَن أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيْعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِي الْمَسْجِدِ فَقُوْلُوا لاَ أَرْبَحَ اللهُ تِجَارَتَكَ
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Jika kamu melihat orang menjual atau membeli di mesjid maka katakanlah, ‘Semoga Allah tidak memberi keuntungan pada daganganmu.’” (Tirmidzi: 1232 dan Abu Daud: 400, ad-Darimi: 1365, Shahih Ibnu Hibban: 1650, dinilai shahih oleh al-Albani dan ar-Arnauth dalam Shahih Ibnu Hibban)
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نَهَى عَنِ الشِّرَاءِ وَ الْبَيْعِ فِي الْمَسْجِد
“Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ melarang jual-beli di masjid.” (Ibnu Majah : 749)
لَا تَبِعْ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ
“Janganlah engkau menjual barang yang bukan milikmu.” (HR. Abu Dawud 3503, Tirmidzi 1232, An Nasaa’i VII/289, Ibnu Majah 2187, Ahmad III/402 dan 434).
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ بَاعَ مِنْ أَخِيهِ بَيْعًا فِيهِ عَيْبٌ إِلَّا بَيَّنَهُ لَهُ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak halal bagi seorang muslim menjual barang dagangan yang memiliki cacat kepada saudaranya sesama muslim, melainkan ia harus menjelaskan cacat itu kepadanya” (HR. Ibnu Majah nomor 2246, Ahmad IV/158, Hakim II/8, Baihaqi V/320).
Adapun Zakat berupa Uang atau Makanan Pokok dalam hal zakat fitrah terjadi khilafiyah.Dari hadits - hadits yang shohih, maka Imam Malik, Imam Syafi`i, dan Imam Hanbali menyebutkan bahwa zakat fitrah harus dengan makanan pokok. Ketika Imam Ahmad bin Hambal ra ditanya tentang membayar zakat fitrah dengan uang maka beliau menjawab,”Aku takut hal itu tidak memadai dan hal itu bertentangan dengan sunnah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ”. Sehingga beliau menganggap bahwa hal itu adalah bertentangan dengan sunnah Rasulullah صلّى الله عليه وسلّم Ibnu Hazm pun termasuk kalangan yang tidak membenarkan untuk membayar zakat fithrah dengan uang sebagai pengganti dari makanan pokok. (Lihat Al-Muhalla 6/137).
Salah satu Imam Mazhab Membolehkan yaitu Imam Hanafi, adapun Imam Syafi`i, Maliki, Hanbali tidak membolehkan kecuali dari bahan makanan.
Namun, At-Tsauri, Imam Abu Hanifah ra, Imam Bukhari, dan Imam Ibnu Taimiyah. (As-Sarakhsi, al-Mabsuth, III/107; Ibnu Taimiyah, Majmu'al fatawa, XXV/83) adalah membolehkan membayar zakat fithrah dengan nilainya berupa uang atau sejenisnya. Dalil yang mereka gunakan dalam membolehkan membayar harta zakat fitrah dengan menggunakan uang antara lain adalah sebagaimana sabda Rasulullah صلّى الله عليه وسلّم :
”Cukupilah mereka (kaum fakir dan miskin) dari meminta-minta pada hari seperti ini (Idul Fitri).” (HR Daruquthni dan Baihaqi).
Maka seyogyanya bagi Muzaki (orang yang wajib berzakat) dalam Hal berzakat fitrah jika menggunakan uang maka harus baginya untuk ber ikrar salah satu contoh sebagai berikut :
“Aku dan orang yang kutanggung mengeluarkan zakat fitrah dalam hal ini mentahqiq sehingga saya mengikuti dan ber taqlid kepada Nu`man bin Tsabit atau Abu Hanifah sebagaimana beliau membolehkan berzakat fitrah dengan uang”Maka setelah itu Silahkan Muzaki untuk berniat membayar Zakat Fitrah kepada Amil Zakat tanpa harus membeli Beras atau makanan Pokok baik membeli diluar Amil Zakat atau membeli di Amil Zakat yang tempatnya sudah disediakan.
Ditulis Oleh : Elfiansyah Elham : (penulis Kitab Fiqh Bit Takhrij Al Qur`an Wal Hadits)
Comments