BAGAIMANA AHMAD IBNU IDRIS SEBAGAI TOKOH SUFI DAPAT BERGANDENGAN TANGAN DENGAN KAUM WAHHABIYYAH ?

Duniacahayahati.blogspot.com Situs tentang Ilmu Ma`rifatullah (Tauhid) Didalamnya banyak mengandung Ilmu Hikmah yang hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang diberikan Ilmu ini.

BAGAIMANA AHMAD IBNU IDRIS SEBAGAI TOKOH SUFI DAPAT BERGANDENGAN TANGAN DENGAN KAUM WAHHABIYYAH ?

Oleh : Elfiansyah Elham Spd


AHMAD IBNU IDRIS Menetap di Arab selama 14 Tahun dan Beliau Tinggal di Makkah dan pada akhir hayatnya atau akhir masa hidupnya Beliau tinggal di Yaman, Selama Tinggal di Makkah beliau banyak ditolong oleh sahabatnya yakni Syarif Galib Al Hasyimi penguasa Kota Suci Makkah dan ini berlangsung sampai penaklukan Makkah oleh para Reformer religius kaum Wahhabiyyah pada Tahun 1803.

Adapun Hubungan Ahmad Ibn Idris dengan Kaum Wahhabi yang Anti Sufi adalah hal suatu yang sangat amat menarik, Karena Ahmad Ibn Idris terkenal sebagai Seorang Sufi yang terkemuka dan Ahmad Ibn Idris tetap tinggal di Makkah dibawah pemerintahan kaum Wahhabi dan baru pindah ke Yaman pada tahun 1827-1828, setelah wahhabi kehilangan kekuasaan atas kota suci Makkah dikarenakan serangan orang-orang Mesir dan Ahmad Ibn Idris mulai mendapat serangan-serangan dari Para Ulama Makkah disebabkan PAra Ulama Makkah membenci Kritik Ahmad Ibn Idris terhadap FANATISME DAN PERPECAHAN ANTAR MAZHAB dan desakannya untuk mengembalikan rumusan para ahli hukum Abad pertengahan kepada Sumber Islam yakni Al Qur`an dan As Sunnah, karena banyaknya serangan kepada Ahmad Ibn Idris dan banyak Faktor yang lain baik secara personal maupun serangan antar golongan terhadap dirinya sehingga Ahmad Ibn Idris pindah ke Yaman menghabiskan masa hidupnya selama 10 Tahun di Yaman dan tinggal sebentar di Zabid sebelum bertempat tinggal di Asir sebuah Desa di Sabya.

Dimana Penguasa Yaman Saat itu di Kuasai oleh Kaum Wahhabi, maka dikenallah perdebatan antara TOKOH SUFI DAN TOKOH WAHHABI YANG DIKENAL SEPANJANG MASA dalam perdebatan itu Ahmad Ibnu Idris menggunakan Pakaian dari WOL adapun ISI KLIMAK Perdebatan itu yang sangat menarik adalah :

Ahmad Ibnu Idris ditanya mengenai pandangannya tentang IBN AL ARABI sosok yang dianggap kaum Wahhabi sebagai KAFIR, Ahmad Ibn Idris menegaskan PENERIMAANNYA TERHADAP TULISAN-TULISAN IBN ARABI sepanjang tulisan-tulisan itu sesuai dengan Al Qur`an dan As Sunnah.


Ahmad Ibnu Idris ditanya kembali tentang pandangannya terhadap Muhammad Ibn Abd Al Wahhab, Beliau Menjawab : Bahwa Beliau Menyetujui Tujuannya yakni Mengembalikan Ajaran-Ajaran Islam Sesuai Al Qur`an dan As-sunnah untuk Memurnikan Agama Islam yang ORIGINAL tanpa ada Modifikasi dan Tambahan-tambahan apapun dalam hal Ibadah Murni maupun Non Murni, Namun Beliau menyatakan dengan Tegas dan Keras bahwa Muhammad Ibn Abdul Al Wahhab terlalu keras kepada orang-orang Muslim yang berbeda paham dengannya, Karena Setiap Daerah dan Wilayah Umat Muslim mempunyai Karakter dan Sifat yang Default dan cara atau Teknis dalam Penyampaiannyapun berbeda-beda jika semua dipukul rata dengan cara kekerasan dengan peperangan maka akan menjadi Boomerang karena sama saja menentang KETETAPAN ALLAH ATAS PERBEDAAN ITU SENDIRI yang mana akan melahirkan Permusuhan, Pengkhianatan, Kebencian dan Kemurkaan dan Pembunuhan, KETETAPAN ALLAH DI LAWAN DENGAN KETETAPAN ALLAH maka disini ada pesan yang tersembunyi yakni Pilihlah Ketetapan Allah dengan cara-cara Rasulullah dalam berda`wah dalam menyampaikan dengan Hak tidaklah harus dengan kekerasan apalagi dengan peperangan.

Penguasa Lokal dari Golongan Kaum Wahhabi sangat terkesan dengan Tokoh Sufi yang satu ini yakni Ahmad Ibn Idris sehingga Beliau dapat tinggal dengan tenang sampai Akhir hayatnya di sekitar akhir Usia 80 pada 20 Oktober 1837.

Ahmad Ibn Idris secara Aktif menekankan pentingnya Reformasi Total spritual dan cukup mampu meyakinkan penyimaknya melalui pendekatan Fundamentalisnya untuk mengcounter keraguan Kaum Wahhabi terhadapnya seorang Syeikh Sufi serta untuk berkompromi dengan Kaum Wahhabi dan Beliau sama sekali tidak tertarik dengan Jabatan Apapun dan Ahmad Ibn Idris hanya berkonsentrasi pada Pemurnian diri dan Pembangunan rasa Tawakal kepada Allah Semata yang Beliau jalankan secara sadar dalam tradisi sufi Klasik, Inilah peran Wahhabi menerima Ahmad Ibn Idris sebagai Tokoh Sufi yang tidak mementingkan dunia yang meliputinya baik jabatan maupun hal lainnya.

Maka Kaum Sufi yang di Bina Oleh Ahmad Ibn Idris banyak mendapat Dukungan dari Kaum Wahhabi dan berjalan hidup bersama-sama dengan berlandaskan Al Qur`an dan As Sunnah.

Kemudian Siapakah Ibn Al Arabi yang di anggap Kafir Oleh Tokoh Wahhabi ?

Bagi yang ingin mengakses melalui Iphone atau Android silahkan klik tombol dibawah ini :


Comments

Popular posts from this blog

Kitab Al Hikam Sesat

Hukum Mengirim Al Fatihah atau menghadiahkan Al Fatihah kepada yang sudah meninggal

Pelajaran Nahwu Shorof Bab Al Marifat & Annakiroh